Sabtu, 24 Oktober 2009

Hubungan Atasan Dengan Bawahan Menurut Pandangan Kristen

Aturan dan Hubungan Atasan Dengan Bawahan.

Dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan sering kita temui hubungan antara atasan dengan bawahan dimana atasan merupakan pembuat keputusan atau kebijakan, sedangkan bawahan merupakan pelaksana keputusan atau kebijakan. Struktur organisasi dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah telah diatur sedemikian rupa, pembagian pekerjaan, deskripsi pekerjaan masing-masing bagian pun telah diatur, supaya terjadi sebuah keselarasan dalam organisasi. Untuk kebutuhan organisasi segala keputusan yang telah diambil harus dilaksanakan oleh masing masing struktur organisasi tersebut supaya organisasi dapat berjalan dengan baik, peraturan pun dibuat sebagai batasan-batasan dalam pelaksanaan tujuan organisasi, namun tidak jarang kita menyaksikan penyimpangan penyimpangan yang terjadi di dalam struktur organisasi.

Atasan Memerintahkan Bawahan Melaksanakan.

Contoh kasus penyimpangan adalah dalam hal pelaporan keuangan di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara khususnya pada seksi Bendahara Umum yang menatausahakan penerimaan pajak/ bukan pajak yang diterima oleh bank persepsi dan pengeluaran-pengeluaran instansi pemerintah melalui KPPN. Bahwa setiap harinya harus dilaporkan apa yang menjadi tanggung jawabnya melaporkan berapa jumlah uang yang masuk ke Kas Negara dan berapa jumlah uang yang keluar melalui KPPN. Namun terkadang ada kesalahan yang diperbuat oleh bank yaitu salah melaporkan sehingga uang fisik yang disetor tidak cocok dengan yang seharusnya disetor. Dikarenakan pos yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya. Untuk memperbaiki kesalahan tersebut sebenarnya sudah ada aturan yang mengaturnya, tapi dikarenakan untuk mengejar waktu pelaporan yang harus selesai satu hari tersebut, terkadang Kepala seksi atau atasan kita mengambil jalan pintas yaitu dengan mengubah menurut yang seharusnya, padahal kenyataannya tidak seperti itu. Jadi yang dilaporkan adalah yang baik, padahal sebetulnya tidak seperti itu kenyataannya. Kita sebagai bawahan sebenarnya sudah mengetahui kalau prosedurnya bukan seperti itu, namun karena atasan berkebijakan seperti itu, mau tidak mau kita sebagai bawahan harus mengikutinya. Sebetulnya apakah tindakan tersebut benar atau tidak benar kita dapat mencari jawabannya dalam Alkitab.

Pemerintah Adalah Wakil Allah Di Dunia

Dalam surat Roma Pasalnya yang ke 13 tentang kepatuhan kepada pemerintah, dapat kita simpulkan seperti ini, bahwa setiap pemerintahan yang sah berasal dari Tuhan. Sebagai orang yang percaya kita tidak boleh melawan, namun kenyataannya memang tidak ada pemerintahan yang sempurna, bahkan tidak sedikit yang salah dan jahat. Namun tunduk kepada pemerintah disini bukan berarti tunduk seperti halnya kita tunduk kepada Tuhan, tetapi tunduk karena ketetapan pemerintah adalah ketetapan dari Tuhan. Hal membayar pajak, cukai, dan segala kewajiban untuk pemerintah harus kita laksanakan. Kita tetap tunduk kepada pemerintah namun tunduk secara pasif dan kita tetap harus tunduk dan taat Kepada Tuhan. Dalam pemerintahan manusia terkadang ada pejabat yang mementingkan kepentingannya sendiri. Peraturan telah dibuat sebagai aturan main pelaksanaan pemerintahan, oknum yang seperti ini harus dihindarkan. Contoh lain dari Alkitab adalah pada kitab Daniel pasalnya yang ke 3 yaitu disana diceritakan bahwa sadrakh, mesakh dan abednego diperintahkan oleh raja Nebukadnezar untuk sujud menyembah berhala. Namun apa yang mereka lakukan, yang mereka lakukan adalah mereka tidak taat kepada pemerintah yaitu raja Nebukadnezar dan akhirnya mereka dihukum dengan dimasukkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan yang terjadi adalah mereka tidak mengalami luka, namun para menteri raja Nebukadnezar melihat bahwa mereka tidak terluka dan mereka berjalan bukan 3 orang di dalam api namun 4 orang. Karena ketaatannya kepada Allah, sadrakh, mesakh, dan abednego selamat dari perapian yang menyala-nyala. Disini dapat kita simpulkan sebagai berikut, kita sebut saja bahwa raja Nebukadnezar menggunakan kekuasaannya untuk memerintahkan kepada rakyatnya menyembah berhala, akan tetapi sadrakh, mesakh, dan abednego menjadi terang diantara bangsa babel. Sehingga raja Nebukadnezar memuji Allahnya sadrakh, mesakh, dan abednego dan memerintahkan supaya rakyatnya jangan melakukan penghinaan terhadap Allah.

Menjadi Garam dan Terang Dalam Pekerjaan

Dalam kasus pelanggaran aturan seperti yang diungkapkan di atas tadi, menunjukkan bahwa sebenarnya peraturannya sudah benar, namun pelaksanaannya oleh kepala seksi dalam hal ini merupakan perwakilan dari pemerintah yang dimandatkan telah salah dalam melakukan tugasnya, sebagai bawahan seharusnya tetap tunduk kepada peraturan bukan tunduk kepada atasan kita tersebut dan berusaha meyakinkan atasan kita untuk melakukan hal yang benar. Jika terjadi seperti hal di atas, maka yang namanya kesalahan pasti akan terungkap. Ternyata benar setelah beberapa waktu berlalu, pemeriksaan pun dilakukan oleh pihak yang berwenang dalam hal ini verifikator. Verifikator memeriksa dan menemukan suatu kejanggalan, sebenarnya kejanggalan tersebut tidak terlihat jika memeriksanya perhari, namun jika memeriksa secara keseluruhan maka akan terlihat sebuah kejanggalan. Pangkal dari kejanggalan tersebut adalah pada kasus diatas. Dengan pengalaman ini, kita sebagai bawahan, sekarang dapat dengan yakin bertindak jika sesuai dengan perintah Tuhan dalam hal ini peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Kita tidak perlu mematuhi atasan kita kalau kita mengetahui bahwa itu adalah salah. Dalam hal ini kita dapat menjadi terang dalam pekerjaan kita, menunjukkan jalan yang benar bagi yang salah, supaya hal-hal yang negatif, hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.

Kesimpulan

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa memang benar kalau pemerintah merupakan wakil Allah di dunia. Kita harus tunduk kepada Allah dengan jalan tunduk kepada pemerintah dan aturan-aturan yang berlaku. Namun kita jangan tunduk kepada oknum dalam pemerintahan yang salah. Kita tunduk secara pasif kepada pemerintah dan tunduk secara aktif kepada Allah. Dalam kehidupan pekerjaan sehari-hari kita dapat mejadikannya alat untuk mengajarkan kasih terhadap sesama, seperti apa yang diajarkan Yesus kepada kita semua.


Daftar Pustaka

http://www.ladangtuhan.com/komunitas/index.php?topic=9861.0;wap2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar